Sajak-Sajak Slamet Riyadi [ Slem Reog ]
Danau Dan Ceritanya Air Mata
beribu lembar menjadi catatan kecil
di pojok waktu yang alasnya air mata
merumpunkan cerita dan sajak rindu
pada aroma garam
dalam tarian danau masih saja seribu kenangan melambai
mengisyaratkan aku tenggelam
dan berlarian mengejar sampan
yah….
haripun sering ku pahat dengan mata bengkak
mundar mandir menyaksikan sunyi yang semakin menikam
di pusat jantungku
runtuh…
menjadi gerimis di pelabuhan mata
inikah rupa yang ku hias dalam kenang
ataukah ini petaka yang menyuratiku tanpa alamat
semuanya belum tawar dalam dada
Sebangki, 2011
Sesunyi Puisi
hujan ini;
pasti ingin mengantarkan sunyi
yang kebetulan malam ini
tangis akan mengintipku dari ujung mata
entah harus berapa sajak layu lagi
yang akan tercipta dari sunyiku
semuanya gaduh menjadi perang batin
menyisakan darah
yang merahnya tak berupa jelas pada mata
apakah ini sebagian dari puisi-puisiku
ataukah ruh dari segalanya
hujan masih saja meneriakkan keangkuhannya
yang di pundaknya ada sunyi
sesunyi puisi pagi
Pontianak, 2012
Puisi Arah
aku telah lupa jalan pulang pada puisi-puisi arah
yang setiap paginya mengantarku
pada intip matahari
kabut tipis pelan-pelan melempar senyum sinis
pada gelombang danau
yang bermai kejar-kejaran di bukit mata
perahu kecil tempat merakit sejarah biru
memerdukan air tak beriak
sungguh mimpipun tumbuh meski lancip tombak keruh
pagi pagi buka aku saling lempar senyum
dengan anak-anak masa depan
yang tubuhnya gigil oleh raut angin subuh
ku lihat dengan kelombang mata
demi sedikit mengantar senyum pahit
tapi masih saja aku lupa
jalan pulang pada puisi-puisi arah
Kalimantan Barat,2011
Kapuas Hulu
aku madura
yang menjilat air kelatmu
merasuk di hati
hinggga aku jatuh cinta pada anak cucumu
ini bukan kisah tentang airmu
melainkan sebuah renjana
yang ku rakit dari parit parit
umtuk anak cucumu
aku madura
yang mengkawinkan diri di hulu hatimu
kelat airmu
merayu…
hingga azimat matamu
mencumbu pada sebait mimpi di keningku
kapuas hulu…
berombak rindu
pada sepasang ayu di matamu
antrara kapuas hulu dan madura rindu
spertinya keburu dan lesu
sudah terburu buru membiru
menjadi tungku berlukiskan azimat kalimasuda
di jari pengulu yang mengulurkan diri pada waktu
mimpi dan kapuas hulu
yang akunya mengayunkan diri
mencari tugu
hingga tak patah di punggungmu
Singkawang,07-01-12
*Batumarmar Pamekasan Madura, adalah penulis yang masih menjalani masa pengabdiannya sebagai guru di salah satu Lembaga Swasta AL-MULTAZAM di tepi kali tepatnya di Kuala Retok Sungai Segak Landak Pontianak Kalimantan Barat, Sering menulis Puisi dan Naskah Teater, Karyanya termuat diantaranya, seperti di AL-IKHWAN, Radar Madura,Buku puisi bersamanya SEPASANG TELAGA BERKISAH ( 2010 ), SORE DI TEPI KALI ( 2012 ). Namanya mulai tampil kala bergabung dengan sanggar seni budaya teater KERTAS Pon Pes DARUL ULUM BANYUANYAR Pamekasan Madura, dan sekarang membidik Teater LAGUNA di Kalimantan Barat Bersama Anak Mataharinya